Empat Puluh Satu

1458 Kata

“Eaaa oaaaaa eaaaa!!” suara tangis bayi semakin terdengar di telinga Dimas, dia merasa menepuk-nepuk paha sang bayi meski matanya masih terpejam, lalu dia menyadari bahwa yang ditepuk bukan bayi melainkan bantal guling. Dimas sukses membuka matanya dan seolah mencari kehadiran bayi yang suaranya baru saja terdengar di telinganya. Dimas menghela napas dan menggeleng, rupanya pulang kerja tadi dia ketiduran, dan dering ponselnya yang memaksanya bangun, dalam mimpinya suara itu adalah suara Bayi Arion yang seringkali terdengar terutama di malam hari. Dimas melihat nama pemanggil yang merupakan Kamila. Dengan malas diangkatnya panggilan itu, suara nyaring Kamila langsung menyemburnya, membuat Dimas semakin sebal. “Ya, aku kesana,” ucap Dimas dan mematikan panggilan itu. Kamarnya yang koso

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN