Ternyata Benar

1012 Kata

Aku gak tahu harus ngomong apa. Ini terlalu mengejutkan. Ibarat kata diserang tanpa aba-aba. "Son, gue..." "St, diam. Lo jangan ngomong apapun." Soni masih mengusap sisa air matanya. "Tapi gue bener-bener..." "Diam, anjir! Lo gak boleh ngomentarin apa-apa tentang ini. Gue bilang karena gue takut semua ini terus nyiksa gue tiap hari. Setelah ngomong rasanya sedikit plong." "Soni..." "Lo udah janji sama gue tadi. Gue masih bisa jadi Abang lo. Gue gak akan berubah karena ini. Ingat, lo juga sama. Gue tetap akan jadi Abang yang selalu ada buat lo. Lo jangan takut sendirian di dunia ini. Kalau laki lo berbuat macam-macam, gue gak akan kasih dia ampun. Lo jangan takut, siapa pun suatu hari nanti yang berani nyakitin lo, bilang ke gue." Sumpah, aku gak bisa ngomong. Sedalam itu kah? Kok ra

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN