Curiga!

1213 Kata

Mungkin pengaruh obat yang sudah diminum, Pak Adit tertidur pulas. Meski begitu, tangannya tetap betah melingkar di pinggangku. Otakku kembali mengingat apa yang ia katakan. Aku lihat akhir-akhir ini Pak Adit seperti sedang menghindari pertemuan dengan ibunya. Padahal sebelumnya, Pak Adit sering menemui Bu Rahma. Minimal seminggu sekali ia pergi ke luar kota. Ya, Bu Rahma tinggal di Jakarta. Tetiba ponsel Pak Adit bergetar. Aku melihat layarnya. Nampak di layar ponselnya bertuliskan nama 'Mom'. Sepertinya Bu Rahma yang telpon. Tuh apa aku bilang kan? Harusnya saat sakit begini, ibunya diberi tahu. Pasti ia khawatir. Apalagi akhir-akhir ini Pak Adit jarang ke Jakarta. Seorang ibu itu biasanya peka terhadap kondisi anaknya walaupun jaraknya berjauhan. "Angkat, Sayang! Aku masih pusing."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN