Aku mengatur nafas. Sumpah, yang tadi itu seperti diserang pasukan tanpa aba-aba. Kagetnya luar biasa. "Ya, aneh." "Apa alasannya? Apa karena saya tidak menarik? Apa karena saya terlalu tua buat kamu?" Dari nada bicaranya, pria ini seperti menahan kesal. "Mundur dulu bisa, Pak?" Ia mendengus pelan, lalu menjauhkan tubuhnya dariku. Huft, akhirnya aku bisa bernafas lega. "Katakan alasannya, Sani." Sebelum menjawab, otakku kembali berputar dan hinggap pada sosok seram bernama Bu Rahma. Iya, Rumah Belanda yang menyebalkan itu membuatku sedikit tersinggung. "Ok. Kedua alasan yang Anda sebutkan tadi sudah termasuk. Sisanya adalah karena Anda pria yang sudah bertunangan. Akan aneh jika kita melakukan hal tadi. Tidak pantas dan bukan pada tempatnya." Aku lihat Pak Adit terdiam cukup lama