"Anda mabuk, Pak." "Siapa bilang? Saya tidak mabuk, Sani." Bilang begitu tapi matanya merem melek seperti orang teler. Bau alkohol juga sangat menyengat. "Kalau Anda tidak mabuk, sebaiknya Anda masuk ke kamar, jangan tidur di sofa." Ia bangun dan menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Kepala saya sangat berat." "Ck, sudah teler begitu juga masih gak ngaku." Daripada menyaksikan pria mabuk ini, lebih baik aku masuk kamar. "Tunggu!" Eh, tanganku ditariknya hingga kembali duduk di sofa. Kami saling berhadapan. "Ada apalagi, Pak?" Tuan Brewok menatapku lama lalu tangannya meremas jemariku. Agak takut juga sih. Bagaimana kalau dia menerkamku? Konon orang teler hilang kendali. "Sani, jawab pertanyaan saya dengan jujur. Sebenarnya kamu juga suka sama saya kan?" Aku terdiam. Suka? En