Sosok itu tersenyum geli. Aku? Entah lah, apa aku harus senang atau marah. "Kenapa tidak mengangkat telpon dariku?" tanyanya. Aku tidak menjawab. Ah iya, hari ini aku pergi keluar rumah tanpa membawa ponsel. Bukan apa-apa, kalau ponsel aku bawa, aku gak bisa tenang. Pasti tiap menit mengecek ponsel dan berharap ada kabar dari Pak Adit. Jadi lebih baik aku simpan benda pipih yang membuat gelisah itu. "Sayang, apa kamu gak kangen sama aku?" Ya, Pak Adit tiba-tiba muncul dengan kemeja berwarna krem yang digulung hingga sikut. "Aku kerja dulu, Mas." Aku menjawab dengan ketus. Kalau dibilang rindu ya pasti rindu. Tapi rasa kesal padanya jauh lebih besar dari pada rindunya. "Sayang, kok kamu marah sih?" Pak Adit masuk ke toko dan mengikutiku. Lah kenapa gak merasa bersalah sama sekali? S