Panasnya Noda Pertama di Tempat Suci

1444 Kata

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Lucien masih berdiri dekat, matanya tak bergeser, menanti reaksi yang tak dia paksa. Tapi yang keluar … bukan kemarahan. Bukan pula ketegangan. Melainkan tawa kecil. Rendah. Ringan. Nyaris tak percaya. Stella tertawa. Bukan sinis dan bukan menertawakan. Hanya ... sebuah tawa kecil dari seseorang yang baru saja menyadari bahwa dirinya telah disalahpahami dan bahwa dunia masih bisa mengejutkannya. Lucien mengangkat alis. “Ada yang lucu?” Stella menggeleng pelan, lalu melangkah menjauh dari jendela dan duduk di ujung kursi kulit, tubuhnya santai tapi matanya masih menyimpan kedalaman yang belum selesai diucapkan. “Sepertinya kamu salah paham,” ucapnya akhirnya, nada suaranya netral tapi tidak dingin. Lucien diam. Menunggu. “Aku tidak merasa terluka,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN