Claret Room terasa seperti markas bawah tanah diplomatik malam itu, tempat di mana nasib dinasti bisa berubah dengan satu kalimat saja. Jia yang dijemput Fei telah pulang lebih dulu. Fei dengan langkah tergesa yang jelas-jelas berusaha menyembunyikan sesuatu di balik senyum gugupnya, sedangkan Jia berjalan pelan dengan pandangan menerawang, seperti membawa rahasia yang terlalu berat untuk dia bagi dengan siapa pun malam ini. Setelah pintu tertutup kembali, hanya empat orang tersisa. Empat pewaris utama. Duduk mengelilingi meja kayu antik dengan permukaan yang pernah menjadi saksi bisu puluhan strategi politik kampus dan bisik-bisik skandal. Tapi malam ini, bukan sekadar reputasi yang dipertaruhkan. Melainkan masa depan dua keluarga. Lucien duduk tegak, satu kaki tersilang santai, di s

