Di tengah segala kehebohan, strategi yang meledak bagai bom waktu, dan hiruk pikuk nama mereka di jagat MIRÁGES, Elysian Garden terasa seperti ruang yang tak terjamah waktu.
Angin berembus lembut di sela rerimbun pohon , memantulkan aroma segar yang menenangkan. Sinar matahari sore menyusup pelan di antara dedaunan, menciptakan bayangan bergerak di atas bangku batu panjang tempat mereka duduk. Di sanalah mereka, Jia dan Seojun, berlindung sejenak dari dunia hari itu.
Seojun sedang berbaring santai di pangkuan Jia, satu tangan menyilang di d**a, dan mata setengah terpejam. Sepasang wireless earphone membagi alunan lagu yang hanya mereka berdua dengar. Irama pelan, seperti hati yang mulai terbuka perlahan.
Jia duduk diam. Tangannya terangkat, mengelus rambut Seojun pelan, lambat dan penuh
