“Kamu udah bangun?” Tanya Davira pelan, jangan tanyakan bagaimana wajah Davira saat ini. Sudah pasti ia sangat senang karena berhasil bertemu dengan Farel.
“Kamu ngapain di sini?” Tanya Farel lemah, Davira memilih duduk di kursi yang tersedia di samping bangkar Farel. Lalu Davira mencium tangan Farel bertubi-tubi.
“Jangan larang aku lagi buat nemuin kamu Rel. Aku nggak akan pergi ke mana-mana, aku akan selalu ada buat akmu. Aku akan selalu ada di samping kamu, aku nggak akan pergi ninggalin kamu sampai kapanpun. Pokoknya aku akan terus sama kamu.” Kening Farel berkerut mendengar apa yang Davira katakan.
“Kamu nggak bisa di sini, kamu ha—“
“Enggak Rel, jangan suruh aku pergi lagi. Setelah apa yang udah kamu lakuin buat aku, kamu minta pergi gitu aja? Kamu udah berkali-kali nyelamatin ak
