“Aku tahu semua yang kalian bicarakan di apartement Farel waktu itu. Karena aku ada di sana, sembunyi di kamar dan mendengar semuanya.” Ucap Shannon sebagai kalimat pembuka. “Kamu ngapain di sana?” Tanya Davira tak suka. “Farel yang minta, takut sesuatu terjadi dan ada yang bantuin Farel.” Davira mengernyitkan keningnya. “Bantuin? Emang Farel butuh bantuan lo apa?” Tanya Davira tak suka. Shannon menghembuskan napasnya panjang. “Aku sama Farel nggak punya hubungan apa-apa. Semua yang Farel bilang sama kamu di apartement tentang kita semuanya bohong. Aku sama Farel hanya temenen aja nggak lebih. Aku kenal Farel emang udah lama, kita di satu sekolah yang sama dari SMP sampai SMA. Kita deket banget, tapi akhirnya harus pisah karena aku kuliah di tempat yang berbeda dengan Farel. Tiba-tiba