4

1091 Kata
 Apa artinya status, jika di depan matakupun matamu masih mendamba- nya - Dee. Dua hari berselang dari hari dimana Dee dipaksa menerima cincin pemberian keluarga Keandra. Dua hari Dee lewati dengan mengunci dirinya di kamar kosnya. Tidak satupun orang ia ijinkan untuk menemuinya, termasuk Angel,  kesanyangannya sekalipun kala itu. Ia benar-benar mengunci dirinya untuk merenungkan segala nasib yang tergaris untuk dirinya yang malang ini. Kecewa, jelas! Dee kecewa pada sosok malaikat yang salama ini ia kagumi itu. Memang Mama Keandra tidak pernah menyebutkan tentang balas budi, tidak sekalipun dari bibir wanita cantik itu terucap kata yang menyakiti harga dirinya. Tapi kata-kata malam itu jelas mengartikan sebuah permohonan yang harus ia kabulkan olehnya. Menuntut rasa balas budi atas apa yang selama ini keluarga Keandra berikan padanya. 'Tante ingin kamu menjadi bagian dari keluarga besar Tante Dee. Sejak Tante mengambil kamu, sejak Tante mengurus kamu. Dalam mimpipun terbayang, kamu menjadi satu-satunya putri perempuan di keluarga Tante. Mendampingi Keandra Tante.' "Deeisha" Panggilan itu menyadarkan Dee dari ingatan buruknya tentang malam pertunangannya dengan Keandra, "Ah, Iya Pak. Maaf, Saya bisa kok membawakan keruangan Bapak." ujar Dee pada guru sosiologinya. Laki-laki tua di hadapannya mengangguk. Lalu memberikan tumpukan buku hasil kerja siswanya pada Dee. "Terimakasih, kalau begitu langsung ke kelas kamu nanti. Jangan berkeliaran di jam kosong." peringat sang guru. "Baik Pak." "Butuh bantuan Nona Manis?" "Nope.. Nggak perlu Far, gue masih bisa." tolak Dee halus. Ditolak untuk kesekian kalinya membuat Farhan terkekeh. Ia menggelengkan kepalanya, lalu merebut tumpukan buku ditangan Dee, "My Queen, terlalu berat untuk gadis semanis kamu. Pangeran siap membantu mu." kelakar Farhan dengan gaya jenaka agar Dee tak marah. "Thanks." Kejadian itu tentu saja tak luput dari mata Mike dan Keandra. Dua laki-laki yang tengah bersandar di dekat pintu masuk kelas mereka itu sama-sama memperhatikan gerak-gerik Dee dan ketua kelas mereka. "Lo beneran udah putus sama Dee? Farhan langsung garcep tuh." ucap Mike, sembari melirik sekilas rahang kokoh yang mengeras di sampingnya. Sudah Mike duga, Keandra meski diam laki-laki itu pasti tengah menahan amarahnya meski tak laki-laki itu tunjukan padanya. Mike tahu betul itu, Keandra tengah menahan amarah dengan caranya sendiri. Keandra terkekeh, lalu menepuk pelan pundak sang sahabat, "Dee bukan lagi cewek gue, Mike." ucapnya lalu berjalan. Matanya menatap seseorang yang tengah berjalan ke arah mereka, membuat kakinya melangkah cepat menyusul si wanita. Keandra sengaja membenturkan pundaknya saat melewati Dee. Pura-pura tersadar telah membuat kesalahan, Keandra membalikkan tubuhnya lalu melambaikan tangan kirinya, "sorry Deeisha, gue nggak sengaja." ucapnya sembari menyeringai. Ia sengaja mengangkat tangan kirinya. Disana melingkar cincin pertunangannya dengan Dee. Membuat Dee sempat tertegun sesaat. "Cantik, sini aku bawain. Ini berat" itulah kata yang bisa indera pendengaran Dee tangkap. Ucapan penuh perhatian milik Keandra untuk Sesilia. Melihat tatapan memuja Keandra untuk wanita di depannya, Dee meremas jemarinya. Buru-buru ia melepaskan cincin di jemari tangan kirinya. Tring... "Dee cincin kamu jatoh." ujar Farhan memberitahu Dee tentang cincinnya yang terjatuh di lantai koridor sekolah. "Ah, gapapa. Sengaja aku pengen buang Far." kata Dee dingin lalu berjalan. Farhan yang melihat Dee berjalan lantas mengikuti langkah Dee. Sedangkan Keandra di tempatnya mengepalkan tangannya. Ia melempar kantong plastik ditangannya asal. Memundurkan langkahnya guna menganbil cincin pertunangannya yang dibuang oleh Dee. *                         Karena tidak ada aku, jika hatimu masih merengkuh namanya - Dee Waktu yang tepat! Keandra sedang menunggu itu. Ia tidak mungkin menarik Dee di tengah ramainya teman-teman sekolahnya, lalu memaki wanita itu karena membuang cincin turun temurun keluarganya. Sialan! Begitulah suara umpatan hati Keandra karena bel sekolah tidak kunjung berdering. Kriiiingggg.... Saat suara bel berdering cukup keras. Keandra buru-buru menyambar tasnya. Ia mengabaikan teriakan Sesilia dan Mike yang berteriak memanggil namanya. "Ikut gue." sentak Keandra menarik lengan tangan Dee yang baru masuk ke dalam parkiran sepeda motor sekolahnya. "Lepas." ronta Dee. Ia tidak rela Keandra memperlakukannya seperti barang yang bisa ia pakai dan buang sesuka hati lelaki itu. "Mama bilang kamu pulang ke rumah jadi ikut aku sekarang." "Lepas! Gue bisa ke sana sendiri." kata Dee. Keandra semakin erat menarik pergelangan tangan Dee. Sampai di samping kiri mobilnya, Keandra segera merogoh saku celana kainnya untuk mengambil kunci mobilnya. "Masuk Dee, masuk." bentak Keandra, geram karena wanitanya tidak menuruti perkataannya. Keandra mendorong tubuh Dee hingga tubuh itu terjatuh menyamping di kursi mobilnya. Keandra buru-buru memasukan kaki Dee yang masih berada di luar, lalu menutup pintu mobilnya kencang. Dengan berlari ia memasuki mobilnya, menguncinya segera agar Dee tidak bisa kabur. "Gue harus kerja." "Nggak perlu, gue yang tanggung hidup lo." "SIAPA LO HAH?" teriak Dee akhirnya. Emosinya benar-benar tersulut mendengar penuturan lancang Keandra. "Gue tunangan lo, udah seharusnya gue menjamin hidup lo. Lo juga akhirnya akan makan dari uang gue kalau udah jadi istri gue nanti." "b******k lo ya! Buka mobil lo, gue mau kerja." "Dee." suara Keandra meninggi. Laki-laki itu tidak suka Dee mengucapkan kata-kata kasar padanya. "Waktunya pulang, lo pulang ke rumah gue. Mama udah masak buat kita." "Nggak!" Jika dimobil Keandra dan Dee tengah berdebat, di dalam mobil lain, di depan mobil Keandra yang terpakir. Seorang wanita memukul kemudinya karena melihat Keandra dan Dee yang tadinya bertengkar menjadi pemandangan yang paling dia benci. Di depan sana, Keandra memaksa untuk mencium Dee hingga akhirnya laki-laki itu berhasil melumat bibir Dee dan menyatukan kening mereka. "Pakai lagi cincin kamu, ini cincin Mama, cincin Oma. Jadi jangan sekali-kali kamu membuangnya lagi. Cincin ini berharga, seberharga kamu dihidup aku." Dee tertawa saat Keandra selesai mengucapkan kata-katanya. Berharga? Dee lebih merasa seperti sampah yang tidak berarti bagi Keandra. "Berharga ya?" tanya Dee dingin. Tawanya berubah menjadi seringai tajam membuat Keandra mengangkat salah satu alisnya tinggi. "Kalau berharga, lo nggak mungkin memperlakukan gue kaya gini. Lo nggak bakal memuja orang lain di depan mata gue." bentak Dee. "Itu semua karena kelakuan jalang lo ke Farhan!" Plakk... Keandra merasakan panas di pipinya akibat tamparan keras tangan Dee. Laki-laki itu memejamkan matanya. Ketika mata itu terbuka, Keandra menatap tajam Dee. "KELUAR!" bentak Keandra sambil menekan tombil kunci pintunya. Dee tentu saja menurut dengn keluar dari mobil Keandra. Wanita itu membenarkan seragamnya yang sedikit berantakan disamping mobil Keandra lalu berjalan pelan seakan tida terjadi apa-apa diantara mereka. "Sialan!" dengus Keandra. Keandra menyalakan mobilnya. Ia menatap punggung Dee yang berjalan santai tidak jauh dari mobilnya. Hingga mobilnya melaju pelan, semakin dengan dengan kaki yang tengah berjalan itu. Brak.... Setelah sengaja menabrak kaki sang kekasih. Keandra buru-buru turun dari mobilnya ke arah Dee yang terpental sedikit jauh dari tempatnya. Anak-anak yang berada di parkiran mobil memekik histeris melihat itu. Sedangkan Keandra sudah berlari dengan cepat. "Maaf Sayang, ini demi kita." bisiknya sebelum membawa tubuh Dee yang sudah terpejam matanya ke mobilnya yang masih menyala.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN