“Bima ... Bima kuat, yah, Nak! Walau alasan Mama memberimu nama Bima agar kamu kuat sekaligus menjadi laki-laki pemberani. Bukan berarti kamu harus sakit-sakitan sejak dini Nak! Kuat yang Mama harapkan beneran bukan itu!” batin Kia masih meratapi sang putra. Ia berdiri di depan jendela kaca ruang ICU. Dari sana, ia mengawasi bayinya yang masih harus menjalani penangangan intensif. Bunyi suara langkah buru-buru dari belakangnya, tak mengusik kesedihan Kia. Termasuk itu, meski sebelum suara langkah buru-buru terdengar, suara lift terbuka sudah lebih dulu terdengar. Menegaskan bahwa kedatangan suara langkah buru-buru tersebut sebelumnya memakai lift. Yang bisa jadi, kedatangan tersebut masih untuk pasien di sekitar sana. Kia yang kini tampil sederhana, masih belum rela membiarkan bayinya me