“Danian merangkulku. Tangannya nyaris menyentuh pinggangku. Dia laki-laki yang sangat menghargai wanita. Jadi, tahu bukan mahram, dia juga tak berani menyentuh. Memang tak salah aku menjatuhkan hati kepadanya. Dari awal kami bertemu, di acara ulang tahun Bima yang pertama,” batin Habibah yang Danian bawa keluar dari area rumah Nanda. “Walau perkenalan kita bukan lama yang hitungan tahun bahkan windu, ... aku siap menikah denganmu!” ucap Habibah dan membuat langkah mereka refleks berhenti. Sebab apa yang Habibah lakukan sukses mengejutkan Danian. Sementara langkah Habibah, mengikuti Danian. “Tie ... tie!” jail Bima bertepatan dengan Danian yang menatap Habibah. “Nih bayi, apaan sih!” batin Danian jadi gugup karena di–tie ... tiein oleh Bima. Karena Danian hanya diam, Bima nekat menggun