“Ya Allah ternyata benar. Beneran enggak ada yang berubah. Nyawa dibayar nyawa.” “Meski papaku memang salah, ... kok beneran nyawa dibayar nyawa ....” Kia tidak bisa tidur. Sepanjang waktu, air matanya terus mengalir. Perasaan Kia sangat campur aduk. Beberapa kali Nanda yang menginap di tempat tinggal Kia yang dari pekerjaan, terbangun kemudian menenangkan Kia. Jauh di lubuk hatinya, Kia berharap, dirinya tidak pernah bertemu Albizar selagi janin dalam perutnya lahir kemudian tumbuh menjadi orang sukses. Karena jika anak yang kini masih dalam kandungannya belum menjadi orang sukses, Kia tidak ikhlas jika dirinya harus dihabi*si juga oleh Albizar sekeluarga. •••• “Hari ini aku harus semangat. Aku enggak boleh sedih-sedih karena Nanda akan menikah. Aku harus datang menjadi saksi kebah