Ch-8

1044 Kata
Alisha dan Leonardo mempersiapkan acara pernikahan mereka berdua di kediaman kedua orangtuanya Alisha. Sisilia dan Edgar tidak menaruh rasa curiga sama sekali. Setahu mereka putri satu-satunya tersebut memang terikat pertunangan dengan Leonardo. Pria yang kini turut serta menemani putrinya. Pria itu telah memutuskan untuk segera menjadikan Alisha sebagai istrinya. Tidak ada yang bisa Alisha lakukan selain mengikuti alur yang dibuat di dalam novelnya. Pernikahan yang tidak pernah dia impikan, gadis itu tidak yakin kalau pria yang tengah menemaninya saat ini adalah benar-benar tunangannya. Dia tidak asing dengan tubuh juga perlakuan Leonardo padanya semenjak keduanya sering menikmati waktu panas bersama-sama. Kembali ke negaranya, dia ingin mencari jejak Daniel Radcliffe. Pria itu menghilang semenjak dia pergi ke Paris beberapa bulan lalu. Namanya juga sudah tidak tertera lagi pada novelnya. Alisha duduk di tepi tempat tidur dalam kamarnya. Suara percikan air dari dalam kamar mandi sisi kamarnya telah terdengar. Dia bisa menebak saat ini pria psikopat itu tengah mengguyur tubuhnya di dalam ruangan kecil berukuran dua meter tersebut. Aroma rose menyeruak masuk dari daun jendela yang tengah terbuka tepat di sebelah ranjang tidurnya. Bunga tersebut tumbuh merambat ke atas dari lantai bawah. Tak hanya satu warna, berbagai macam warna tumbuh menghias dinding luar rumah tempat tinggal kedua orangtuanya. Gadis itu terpaku dalam pikirannya. Tidak menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang tengah dia hadapi saat ini. Baginya semua hal yang dia lalui masih terlihat mustahil. Alisha bahkan selalu berharap yang dia hadapi saat ini hanyalah mimpi buruk belaka. Karena sangat tidak masuk akal, logikanya tidak bisa menerima kenyataan kalau dia sebentar lagi akan menikah dengan pria psikopat misterius pemilik wajah penuh luka. Luka pada wajah dan leher Leonardo bisa dia lihat di waktu-waktu tertentu. "Di mana aku harus mencari jejak-jejak Leonardo, si penulis yang menghilang? Aku harus kemana mencarinya?" Tanyanya pada dirinya sendiri. "Kamu ingin mencariku? Aku ada di depanmu. Aku Leonardo yang kamu cari." Ujarnya sambil menundukkan badannya di depan Alisha Nirmala. Leonardo menyentuh dagunya, memaksa gadis itu agar mendongak menatap ke arahnya. Wajah yang tampan! Garis rahang milik Leonardo sangat sempurna! Tatapan mata tajam, membuat Alisha beberapa kali terpaku pada pria tersebut. "Cup!" Kecupan lembut bibirnya singgah pada bibir Alisha. "Bagus, kamu tidak perlu sibuk menolakku, ketika pada akhirnya kamu juga merintih menerima perlakuan kasarku Alisha Nirmala." Desisnya lirih sambil menyeringai menakutkan. Leonardo melepaskan dagunya, lalu melangkah menuju koper. "Kenapa kamu melakukannya? Sebenarnya kamu siapa? Apa gunanya kamu melakukan ini padaku. Meskipun aku berusaha menerimamu sebagai pasanganku. Tetapi aku tetap saja merasa ini asing bagiku. Aku tidak mengenalmu Leon." Ucapnya pada pria tersebut. "Aku seorang penulis, seperti yang kamu ketahui saat ini." Ujar pria itu santai, lalu melepaskan handuknya menggantinya dengan baju piyama dengan ikat di pinggang. "Tapi kamu orang lain, bukan?" Alisha berharap pria itu mau menunjukkan siapa dia yang sebenarnya. Identitas Leonardo sama sekali tidak dia ketahui. "Kamu lupa? Aku di rumah sakit, dan kedua orangtuamu yang menjagaku setelah terjadi kecelakaan? Kamu lupa? Aku tinggal di Paris. Dan kamu juga sudah mengetahui siapa kedua orangtuaku. Hal sejelas ini, masih kamu pertanyakan? Alisha, kita ini sepasang kekasih. Jika Daniel Radcliffe si k*****t itu tidak melajukan mobilnya, maka kita sudah menikah sekarang." Entah kenapa mendengar penuturan serinci itu Alisha masih tetap tidak bisa menerimanya begitu saja. "Lalu novel dengan judul namaku? Kenapa masih tetap terbit hingga saat ini? Daniel sudah divonis mati! Kamu dan aku juga sudah bersama. Harusnya novel itu sudah selesai. Sebenarnya siapa yang memiliki wewenang dalam kisah itu? Aku ingin berhenti, aku lelah Leon.. aku sangat lelah." Alisha menundukkan kepalanya. Pria itu kembali mendekati dirinya. Dia mendorong perlahan tubuh Alisha hingga terlentang. Pria itu merangkak naik perlahan. "Jangan kecewakan aku, maka novel itu akan terhenti dengan sendirinya." Ucap Leonardo seraya tersenyum, senyumnya terlihat manis namun sadis! Pria itu mulai menarik tali gaun Alisha. Melepaskan satu persatu. Leonardo membuka kedua kakinya, menyentuh perlahan lahan terlarang di celah kedua kaki milik gadis tersebut. Alisha menelan ludahnya sendiri berkali-kali. Dia tidak tahu lagi bagaimana harus melanjutkan hidupnya. Selama ini pria itu hanya menggunakan dirinya sebagai lahan pemuas gairah! Hampir setiap hari Leonardo selalu berpacu di atas tubuhnya dengan bercucur peluh. Permainan ranjang pria itu tidak buruk sama sekali. Bahkan selalu membuatnya terpuaskan. Rasa pedih yang dulu dia rasa akibat ulah Leonardo, kini telah lenyap tanpa sisa. "Kamu diam tanpa mendesah?" Leonardo menyeringai lebar sambil menopang kedua kaki Alisha menggunakan lengan kokohnya. "Aku sangat terbiasa, hingga rasanya tidak lagi mengejutkan untukku." Ucapan Alisha beberapa detik yang lalu membuat pria itu menambah kecepatan permainan panas tersebut. Kini tubuh Alisha terdorong dengan gerakan cepat ke belakang berulang kali. Alisha meraih kedua sisi tubuhnya sendiri, mencari pegangan untuk bahan remasan jemari tangannya sendiri. "Kamu menipuku? Kamu ingin menipuku dengan sikap diam?" Leonardo menambah kecepatan lagi. Merasakan miliknya bagai dikoyak dan diobrak-abrik oleh Leonardo, Alisha memulai membuka bibirnya. "Akhhhh! Leoonnnn! Akkh! Akh! Awh!" Wajah pria tersebut mulai terlihat puas. Pekikan dan rintihan kecil Alisha mulai terdengar memenuhi seisi kamar tersebut. "Aku sangat menyukai suara ini, Alisha. Teruslah menjerit, buat aku puas!" Senyum sadis kembali terlukis pada bibir tipis milik Leonardo. Gigitan kecil singgah pada kedua buah d**a Alisha. Gadis itu menekan kepala Leonardo untuk menghisap lebih dalam lagi. Sambil berpacu pria itu mengabulkan keinginan Alisha, menghisapnya dengan kuat. Tubuh gadis tersebut mengejang beberapa saat ketika dia memainkan lidahnya pada kedua bulatan kecoklatan puncak buah d**a wanita itu. Alisha telah selesai beberapa detik yang lalu. Leonardo terlihat puas merasakan milik wanita itu semakin berisik karena cairan telah bertambah semakin banyak dari sebelumnya. Dia memperlajunya kembali. Alisha terlentang menerima pelayanan pria itu selama berjam-jam. Tubuh lelahnya tunduk dalam permainan panas sepanjang siang. Lalu berakhir dalam pelukan lengan kokoh pria yang mengaku sebagai tunangannya tersebut. Kedua tubuh mereka berdua terbaring berpelukan di bawah selimut tanpa sehelai benang. Leonardo menahan gadis itu agar tetap tinggal di sisinya. Pikir Alisha dia akan menemukan beberapa bukti kalau pria yang berada di sisinya saat ini adalah pria asing. Bukan tunangannya sama seperti yang diucapkan oleh pria tersebut. "Leon. Aku ingin bangun." Ucap Alisha padanya. Pria itu tidak bergeming, Leonardo terlihat sudah terlelap. Alisha tidak bisa mempercayainya. Karena yang dia tahu pria itu selalu berubah tiba-tiba. Alisha tidak mau tertipu lagi. Gadis itu menarik pelukan tangannya dari tubuhnya. "Akkhh! Bruuk! Tubuh polosnya kembali tertahan di atas tubuh atletis milik Leonardo. Keduanya bertukar pandang, saling menatap mata satu sama lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN