"Leon? Kau, kau, bagaimana kamu bisa menemukanku di sini?" Alisha menoleh ke arah Leonardo, pria tersebut masih berdiri di tengah ruangan. Dia menatap pantulan bayangan dirinya dan Alisha di dalam cermin pada meja rias di depannya.
"Kamu lupa? Aku menggenggam hidupmu. Jadi ikuti saja skenarionya sayang." Pria itu tersenyum manis sekali, namun hanya sekejap. Beberapa detik kemudian wajahnya kembali terlihat sadis! Alisha menyadari satu hal, luka di leher pria itu sudah tidak ada! Bekas goresan pisau pada kulit leher Leo sebelumnya telah hilang tak berbekas.
"Kapan kamu akan membebaskanku?" Tanya Alisha seraya menundukkan kepalanya, dia masih mematung berdiri pada ambang pintu kamar tersebut. Leonardo mengangkat salah satu ujung sudut bibirnya, tersenyum mengejek ke arahnya. Pria tersebut maju mendekatinya, Alisha hanya bisa melihat ujung sepatu Leonardo yang tengah berjalan mendekat. Dia tidak berani mengangkat wajahnya.
Leonardo mengulurkan jari telunjuknya, mengangkat dagu Alisha hingga mendongak menatap ke arahnya. Pria tampan luar biasa, namun psikopat!
Bibir Alisha bergetar, tak mampu mengucapkan sepatah kata.
"Angkat wajahmu dan tatap mataku." Bisik Leonardo seraya mendekatkan wajahnya, bersiap melumat bibir Alisha. Sekujur tubuh Alisha terasa gemetar, kedua kakinya lemas tak bertenaga. Dia mendapati bibir Leonardo telah menyentuh kulit bibirnya. Bibir pria itu terbuka sedikit dan mulai memagut perlahan. Hisapan bibir Leonardo menguasai pagutan! Cukup lama Leonardo melumat bibir Alisha.
Wajah pasrah, masih dengan kedua mata terpejam. Leonardo tahu gadis di depannya itu tengah menikmati lumatan bibirnya.
Dengan satu tarikan, di dorongnya tubuh Alisha hingga jatuh terjembab di atas tempat tidur yang berada tengah ruangan. "Akh! Bruk!" Alisha beringsut mundur, dia takut sekali. Kedua kakinya masih gemetar.
Dia tidak tahu apa yang diinginkan oleh Leonardo darinya, pria itu merangkak naik ke atas tempat tidur. Menarik satu kaki Alisha dengan kasar. "Akhhh!" Pekik Alisha karena tubuhnya terseret maju ke depan, lebih mendekat ke arah pria itu.
"Leon, kamu mau apa?" Pekiknya sambil meremas seprei di kedua sisi tubuhnya. Matanya sudah berkaca-kaca bersiap meledakkan tangisnya.
Pria itu mengurung tubuhnya dengan kedua tangannya. Lalu menundukkan badannya untuk melumat lagi bibir Alisha!
"Pria psikopat mengerikan!" Pekik Alisha ketika Leonardo menggigit lehernya hingga berdarah. Pria itu tersenyum menatap Alisha meringis seraya memegangi lehernya yang terluka. Sedang Leonardo menjilat darah pada sudut bibirnya sendiri.
"Manis sekali! Kamu cantik sekali!" Bisik Leonardo pada telinganya. Alisha menoleh ke arah lain, menghindari bibir Leonardo. Karena pria itu berniat memagut bibirnya lagi.
"Kamu menolakku?!" Leonardo kembali sadis. Sorot matanya terlihat mengerikan. Satu sentakan pakaian Alisha terlepas dari tubuhnya.
"Akkhh! Jangan! Jangan! Akhh.. sakit.." Alisha memekik, Leonardo menerobos lahan terlarang miliknya tanpa membuatnya berhasrat terlebih dahulu. Gesekan benda tumpul tersebut terasa sedikit menyakitkan pada liang senggamanya.
Leonardo tak mau dengar, pria itu terus berpacu seraya menciumi buah dadanya. Memagut menghisapnya.
"Leon, akkkhh, aakkkhhh.." Tubuh Alisha terguncang-guncang karena tusukkan kasar bertubi-tubi pada liang kewanitaannya. Terasa sedikit nyeri, dan pedih. Leonardo menahan kedua pahanya dengan kedua tangannya. Mengangkatnya ke atas, membuat liang kewanitaannya terpampang jelas di depan matanya. Sambil terus berpacu! Dia merasa puas melihat benda miliknya keluar masuk pada liang yang masih sempit tersebut.
"Leon! Akh! Akh! Awh! Ampun! Awh!" Rengek Alisha seraya memukul bahu pria tersebut. Leonardo merasa pukulan kecil itu adalah ungkapan agar dia berlama-lama melakukannya.
"Kamu menikmatinya Alisha.." Bisik Leonardo dengan seringai nakal.
"Akkhh, akkhhh.. akkhhh.." Alisha tak berhenti mendesah merasakan setiap tusukan bertubi-tubi pada belahan sensitifnya.
"Kapan kamu akan menyelesaikannya! Dasar psikopat m***m!" Pekik Alisha karena Leonardo memutar tubuhnya dan menusuk belahan sensitifnya dari belakang punggungnya.
Leonardo menahan tawanya, mendengar panggilan tersebut dari bibir Alisha. "Iya aku psikopat yang akan membuatmu ketagihan di atas ranjang!" Bisiknya dengan senyuman manis.
Leonardo tersenyum mendapatkan remasan kecil pada punggung juga lehernya. Dia tahu gadis itu tengah melepaskan klimaksnya. Leonardo menggumulinya hingga keduanya meraih klimaks bergantian.
"Aku lelah sekali.. " Rintih Alisha seraya membenamkan wajahnya di atas bantal, tubuhnya terkulai tanpa sehelai benang, Leonardo tersenyum seraya menikmati segelas anggur merah di genggaman tangannya. Pria tersebut masih berdiri di sebelah tempat tidurnya. Ponsel Alisha yang tergeletak di atas meja kembali menyala. Pemberitahuan update kisah selanjutnya.
"Arggghhhh!" Geram Alisha seraya menjejakkan kedua kakinya di atas tempat tidur tersebut. Dia merasa kalah, tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan pria di depannya sekarang. Masih tetap terlentang bebas tanpa pakaian!
"Kenapa? Wajahmu terlihat begitu kecewa sayang?" Leon, menuangkan anggurnya di atas belahan sensitif Alisha yang masih belum terbalut penutup apapun. Kemudian membuka pahanya melumat semua yang tertuang di sana!
"Akh! Leooon!" Alisha meremas kepala Leonardo yang tinggal di antara kedua pahanya. Dia merasakan jilatan gigitan gemas pria itu pada area sensitifnya.
"Nikmat sekali Alisha!" Bisiknya lagi sambil menatap wajah Alisha yang tengah menatapnya dengan tatapan penuh permohonan.
"Leon, sampai kapan kisah rumit ini akan berakhir? Aku tidak mau melanjutkannya lagi. Akh! Akh! Akh!" Leonardo mengangkat pinggul Alisha naik turun di atas pangkuannya. Alisha berpegang pada kedua bahunya. Matanya mengerjap dan terpejam menikmati setiap tusukan bertubi-tubi pada belahan sensitifnya.
"Leon.. " Rajuknya sedikit manja, karena bersiap melepaskan klimaksnya!
"Kamu manis sekali sayang!" Leonardo mempercepat kocokan pada belahan sensitifnya. Alisha seraya terbang ke udara melepaskan klimaks yang kedua kalinya.
Alisha menjatuhkan pipi kanannya di atas bahu Leonardo. Tubuhnya serasa tak bertenaga lagi. Pria itu terus melumat bibirnya tanpa henti.
Dalam cumbuan dan pelukan pria psikopat sadis, Alisha terpaksa harus tetap bertahan tinggal di sisinya! Dengan sengaja Leonardo membawa status pertunangan mereka berdua ke depan publik.
Goresan tinta pada novel misterius terus berlanjut mengikuti setiap alur yang dilalui oleh mereka berdua. Alisha merasa menjadi tahanan pria misterius tersebut. Sebagai pemuas nafsu seksualnya!
"Bolehkah aku bertemu dengan kedua orang tuaku?" Ucap Alisha suatu ketika. Keduanya sudah tinggal di Paris beberapa bulan lamanya. Semenjak tinggal di sana Alisha tak mendengar kabar mengenai keluarganya lagi. Ponselnya dalam genggaman Leonardo. Pria itu tak membiarkan Alisha menghubungi siapapun tanpa sepengetahuan dirinya.
Leonardo membawa Alisha pada kedua orang tuanya. Dengan perjanjian bahwa dia tidak boleh menyangkal mengenai ikatan pertunangan antara mereka berdua. "Temuilah mereka sepuasnya! Tiga hari saja! Tidak lebih!"
Alisha menganggukkan kepalanya, dia merasa sedikit bahagia bisa memeluk ayah dan ibunya. Lama sekali gadis itu tak bertemu dengan mereka berdua semenjak kepergiannya ke Paris.
"Ah, kalian sudah datang?" Ibu Alisha terlihat bahagia melihat putrinya pulang ke rumah. Leonardo tersenyum lembut berdiri di belakang Alisha. Menyentuh kedua bahunya. Akting yang luar biasa! Sekali lagi disuguhkannya dan membuat Alisha tercengang.
Leonardo mengatakan bahwa mereka berdua akan segera melangsungkan pernikahan! Dan kembalinya mereka berdua di sana adalah untuk mempersiapkan pestanya.
Alisha ingin menggelengkan kepalanya, tapi Leonardo meremas bahunya. Pertanda bahwa pria itu takkan mengampuninya jika sampai rencana tersebut gagal!