Zahira berdiri saat melihat Arsen, jantungnya kembali berdegup kencang. Mata keduanya bersirobak dan mereka membeku untuk beberapa saat. “Kamu sudah datang.” “Iya.” “Ya udah ayo kita makan malam, Kiki udah lapar,” Kirana menarik tangan Zahira menuju ruang makan, Aric mengikuti langkah Zahira dan Kirana, saat melewati Arsen Zahira menoleh sesaat pada Arsen, mata mereka masih saling mengunci hingga Zahira berlalu melewati Arsen. Mereka kemudian duduk ruang makan, Zahira duduk di samping Kirana sedangkan Arsen duduk bersama Aric, mereka saling berhadapan. Art rumah Arsen mulai menghidangkan makanan di depan mereka, menunya ada daging dan sayuran. “Bik… saya kan tidak suka sayur,” protes Kirana. “Kenapa tidak suka?” tanya Zahira menoleh pada Kirana di sampingnya. “Tidak suka aja,