“Papa…” Zahira dan Zalita menoleh dan benar saja, kedua orangtua mereka sudah ada di belakang mereka.
“Banyak lah pa, mana ada orang yang tidak jatuh cinta pada gadis secantik kak Aira,” jawab Zalita sedikit berseloroh.
Pak Indra dan bu Mirna kemudian ikut duduk di meja makan, berhadapan dengan Zahira dan Zalita.
“Tentu saja, dua anak papa ini gadis yang cantik jelita, mana ada orang yang bisa menolak pesona kalian.”
Zahira bernapas lega, ia tidak akan bisa menjawab jika keduanya tahu apa yang sedang dirinya dan Zalita bicarakan.
“Malam ini kite dinner bareng pa?” tanya Zahira.
“Iya sayang, kenapa? kamu udah ada jani date ya?” goda pak Indra, Zalita tergelak, Zahira menatap mengancam pada Zalita.
“Bukan pa, aku sudah janji sama teman untuk makan malam di rumahnya, tidak enak
