Zahira masuk dalam kamarnya, badannya penat karena belasan jam flight dari Scotland ke Jakarta, apalagi sekarang sudah dinihari. Ia kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya dan tak menunggu lama ia sudah terlelap, cukup lama ia tidur hingga matahari diluar sudah tinggi. Zahira terduduk, ia melihat jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul sebelas siang, Zahira menggeliat. “Cukup lama juga aku tidur.” Zahira memundurkan tubuhnya dan bersandar di kepala ranjang, mencari ponselnya, ia ingin tahu bagaimana keadaan Aric sekarang apakah sudah membaik. Pintu kamarnya terbuka, seorang art terkejut melihat Zahira sudah ada di kamar. “Non Aira sudah pulang? Kapan? Saya tidak tahu?” “Jam tiga tadi bik, bibik mau membereskan kamar saya?” “Iya.” “Di koper saya itu sudah