Juan menatap putranya sekali lagi, rahangnya mengeras. Ia nyaris kehilangan kesabaran, tapi akhirnya memilih mengalihkan perhatiannya. Dengan satu tarikan napas dalam, ia berbalik dan menatap Alicia yang berdiri kikuk di sudut ruangan. “Alicia,” suaranya berat, namun lebih lembut dibanding saat bicara pada Zack. “Ikutlah denganku. Kita harus segera berangkat ke kampus. Jangan buang waktu lagi di sini.” Alicia mengangguk cepat, seolah itu satu-satunya alasan untuk keluar dari ruangan penuh ketegangan itu. Ia melangkah mendekat, berusaha menjaga wajahnya tetap tenang meski dalam hati masih gemetar. “Baik, Tuan,” jawabnya singkat. Juan berjalan lebih dulu menuju pintu, dan Alicia mengikuti dengan langkah hati-hati. Namun sebelum benar-benar keluar, ia bisa merasakan tatapan Zack yang mene

