*** “Maafkan aku…” Samar-samar, suara lirih disertai isak tangis itu terdengar di pendengaran Nicolas. Pria itu masih terbaring di atas ranjang, tubuh polosnya hanya ditutupi selimut tebal berwarna putih. Matanya terpejam rapat, tapi suara itu terus menggema, menyusup masuk ke dalam kesadarannya. “Aku minta maaf … jangan ceraikan aku … aku tidak mau bercerai … Nico … maafkan aku…” Deg! Nicolas langsung terlonjak kaget. Mata yang semula terpejam kini terbuka lebar. Pandangannya mengedar ke sekeliling kamar. Pencahayaan temaram menyelimuti ruangan, hanya sedikit cahaya remang-remang yang menyelinap masuk melalui sela-sela tirai. Suara itu … suara Catherine. Nicolas mengerutkan dahi. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menoleh ke samping, ke arah suara itu. Seketika, pandangannya menan