Bab 113: Tidak Akan Pernah Memaafkanmu Begitu Evan keluar, Nicolas menatap pintu yang masih terbuka dari ekor matanya. Dengan satu gerakan pelan namun mantap, ia melangkah ke sana, meraih gagang pintu, lalu mengayunkannya kuat. Brakk! Suara pintu tertutup itu bergema tajam, memantul di seantero ruangan dan menyayat keheningan seperti cambuk. Zev—kini perlahan berdiri tegak. Bahunya naik turun menahan napas yang tersengal. Darah segar menetes dari hidungnya, membentuk garis merah di atas bibir. Ia mengusap asal dengan punggung tangan, namun tak mengubah apapun. Luka fisik itu seolah tak seberapa dibandingkan dengan ketegangan yang kini mengikat tengkuknya. Nicolas berdiri di hadapannya. Tatapannya tak berubah. Tajam. Menyala. Mengerikan. Langkah-langkahnya mulai terdengar. Sepatu mah