Bab 94: Terima Kasih Mom “Aunty, aku pamit dulu ya. Aku tidak pulang ke rumah. Tadi Nico mengirim pesan, dia memintaku untuk datang ke kantor,” ucap Catherine sopan kepada mertuanya. Clarissa, yang saat itu sedang sibuk membuat kopi untuk diri sendiri di dapur, sempat menoleh sejenak. Tangannya tetap bekerja, namun kepalanya sedikit mengangguk. “Jangan lupa bawa cookies mu,” ucapnya singkat. Catherine menggigit bibir menahan senyum. Sekarang, ketika Clarissa berbicara padanya, nadanya tak lagi setajam sebelumnya. Wajah wanita paruh baya itu memang belum sepenuhnya menunjukkan keramahan, tetapi bagi Catherine, perubahan kecil itu sudah lebih dari cukup. Setidaknya kini ia tahu bahwa mertuanya—meski tidak menunjukkan secara langsung—tetap memiliki rasa peduli padanya. Buktinya tadi, di