*** Jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, waktu di mana hampir semua orang sudah terlelap dalam istirahat. Namun, tidak dengan Clarissa. Wanita paruh baya itu duduk sendirian di taman belakang rumahnya. Pencahayaan di taman begitu minim, hanya ada satu lampu redup yang cukup memberikan sedikit penerangan di sekitarnya. Hampir tiga puluh menit ia duduk di sana, tanpa suara, tanpa pergerakan berarti. Tatapannya kosong, lurus menatap jauh ke depan, seolah menembus kegelapan malam. Di tangan kanannya terselip sebatang rokok yang terjepit di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Sesekali Clarissa membawa batang kecil itu ke bibirnya, menghisap dalam-dalam hingga asap memenuhi rongga mulutnya. Ujung rokok itu memercik merah, terbakar oleh hisapannya. Tanpa tergesa, ia menghemb