*** Setelah memilih pakaian yang menurutnya cukup nyaman untuk sekadar pergi ke supermarket, Catherine menyempatkan diri memoleskan make up tipis di wajahnya. Ia hanya ingin terlihat segar, tidak terlalu pucat. Tak butuh waktu lama—begitu selesai, ia keluar dari walk-in closet dan melangkah menuju ranjang. Di sana, Nicolas sudah duduk di sofa kecil di sisi kamar, terlihat santai tapi rapi. Pria itu tampak fokus menatap layar ponsel dalam genggamannya, jari-jarinya sibuk mengetik. Catherine hanya melirik sekilas. Dalam hati, ia sempat menyadari kalau Nicolas sudah jauh lebih siap darinya. Padahal tadi yang ingin pergi duluan adalah dia. Pandangan Catherine lalu beralih ke arah nakas di samping tempat tidur. Di sana, tas kecilnya tergeletak. Ia mengulurkan tangan, meraihnya, lalu membu