*** Berulang kali Nicolas menghela napas kasar. Ia duduk di atas sofa besar berlapis kulit, punggung lebarnya bersandar santai pada sandaran, sementara kedua kakinya yang panjang terbuka lebar dalam posisi relaks—lutut sedikit menekuk dan telapak kaki mantap menjejak lantai. Jemarinya sibuk mengusap dan mengetuk layar ponsel yang sejak tadi menyita seluruh perhatiannya. Hampir sepuluh menit berlalu sejak Catherine naik ke lantai atas, dan Nicolas masih terpaku di tempat yang sama. Ia akhirnya mengangkat ponsel ke telinga kanannya. Tak lama, suara Hugo terdengar di ujung sana. "Ya, halo Tuan," sapa pria itu dengan suara tegas. "Kau sudah di mana sekarang?" tanya Nicolas, langsung ke inti. "Saya masih di perjalanan, Tuan. Menuju ke lokasi Anda. Tapi sepertinya saya akan sedikit terla