*** Catherine terbaring terlentang di sana, tubuhnya masih lemas, basah, dan bergetar pelan. Nicolas tetap di atasnya. Tubuhnya kembali merunduk, menyatu lagi tanpa jeda. Ia menatap wajah Catherine—penuh gairah, penuh kuasa—lalu kembali menghujam dari atas dengan hentakan lebih dalam. Tubuh Catherine terangkat sedikit dengan setiap dorongan itu. “Ahh!” desahannya kembali mengudara. Nicolas menekan pinggulnya lebih kuat, lebih dalam. Setiap gerakan membuat batang keperkasaannya masuk sepenuhnya, tanpa sisa, menancap dalam hingga membuat tubuh Catherine kembali menegang. “God, kamu sempit sekali, baby…” gumamnya rendah, nyaris seperti geraman di telinga istrinya. Hentakan itu berulang—pelan tapi dalam, namun tetap liar. Catherine menggigit bibirnya, tangannya kembali mencari rambut Ni