Bab 137: Keket dan Pokemon Kompak Dari awal, Catherine tidak berusaha menyembunyikan ekspresi masamnya. Ia bahkan tidak menyentuh menu, apalagi memesan minuman. Suasana di antara mereka terasa dingin, walau matahari bersinar hangat dari balik kaca besar kafe. Dan segalanya tinggal menunggu siapa yang akan berbicara lebih dulu. “Apakah kamu hanya akan diam saja? Seperti patung?” tanya Catherine dengan nada sinis, meski suaranya tetap rendah dan terkontrol. “Tentu, kamu mengundangku kesini bukan hanya untuk duduk diam, kan? Memandang wajahmu? Kamu pikir aku tidak punya kegiatan lain?” Giuliana mengulas senyum miring. Tatapannya tenang, tapi tajam. Ia lalu mengalihkan pandangannya, mengangkat cangkir teh yang sudah dipesannya sejak tadi, dan menyesapnya dengan perlahan, seolah sedang me