Manja

1008 Kata

Setiap kali bertemu dengan Ardan, Luna selalu dibuat pusing. Pokoknya ada saja gebrakannya yang sukses memancing emosinya setiap kali mereka bertemu. Seperti saat ini, kepala Luna masih berdenyut nyeri memikirkan ucapan Ardan di Mal tadi. "Huft... umur segitu emang lagi lucu-lucunya," gumam Luna sambil berbaring di tempat tidurnya. Ia sudah berganti piyama, memakai skincare, dan menyelesaikan semua rutinitas malamnya. Sekarang, tinggal tidur saja karena besok ia harus bangun subuh untuk membuat kue yang harus dijual. "Bunda, mainan Cio ditaruh mana?" tanya Cio sambil berlari kecil memasuki kamar. "Udah Bunda simpan. Sekarang waktunya tidur. Ayo, naik ke sini," jawab Luna, sambil menepuk-nepuk tempat tidur di sampingnya dengan lembut. Cio mengerucutkan bibirnya kesal. Dengan wajah yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN