Kejadian kemarin cukup membuat aku syok seketika. Dan aku juga merasa sangat bersalah pada Alvan yang hampir membuatnya kehilangan sesuatu lagi. Dan, dia terlihat sangat marah kemarin. Ya, walau itu bukan pertama kalinya aku melihat dia marah. Alvan pernah lebih marah padaku, dan dia sangat menakutkan jika sedang marah dalam artian benar-benar marah. Setelah kejadian dua kemarin, pagi tadi Alvan langsung mengajak ku ketemu dengan Dokter Airin untuk memeriksa kandungan ku lagi. Bahkan Dokter Airin sampai heran sendiri akan kedatangan kami yang dadakan tanpa membuat janji lebih dulu. Beliau belum sampai kerumah sakit, kami sudah menunggunya. Namun, ketika Alvan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Tentu saja tidak semuanya, hanya pada bagian aku hampir jatuh dari atas anak tangga yang