Novi duduk di atas tempat tidur sambil menyusui Gibran. Dia tersenyum melihat Gibran yang sangat lahap meminum sumber kehidupannya. Novi yakin berat tubuh Gibran akan semakin meningkat jika terus meminum ASI seperti ini. Suara deringan telepon mengalihkan perhatian Novi dari Gibran. Tangannya menjangkau handphone yang terletak di atas nakas. Dia mengernyitkan dahi saat melihat nama ‘rumah’ tertera di layar handphone. Tidak biasanya Bi Darmi menelepon Novi terlebih dahulu kecuali ada urusan yang mendesak. Novi segera menggeser tanda hijau pada layar handphone-nya, lalu menempelkan handphone itu di dekat telinga. “Halo. Assalamu’alaikum, Bi,” sapa Novi, menjawab panggilan telepon itu. “Wa’alaikumsalam, Bu,” jawab Bi Darmi dari seberang telepon. “Ada apa, Bi? Apa terjadi sesuatu di rumah?