Novi sangat mengkhawatirkan kondisi Reyhan yang tiba-tiba memegang kepala sambil merintih kesakitan. Dia ingin memanggil dokter untuk memeriksa kondisi sang suami. Namun, Reyhan justru melarang. Reyhan bilang kalau dia baik-baik saja. “Aku baik-baik saja, Sayang,” ucap Reyhan, menggenggam tangan Novi. Dia menatap Novi dengan sorot mata sendu. “Aku sudah mengingat semuanya. Kecelakaan yang menimpa aku beberapa hari yang lalu, kehamilan kamu, kelahiran Gibran, dan .... Farah.” Reyhan menundukkan kepala saat mengucapkan nama wanita yang selama beberapa bulan terakhir ini menemani hari-harinya. Tubuh Novi menegang. Setetes air bening mengalir dari kedua mata Novi. Dia merasa tidak percaya sekaligus terharu mendengar pernyataan Reyhan. Selama berbulan-bulan Novi menantikan sang suami agar