BUKANNYA membalas, Axel malah balik bertanya, "Bibi kenapa telepon pagi-pagi?" Axel pernah berkata, bukan? Dia paling tidak suka diganggu di pagi hari dan bibinya tahu hal itu. Jadi mustahil dia mengganggunya sepagi ini, kecuali ada alasan mendesak dan pastinya penting. Axel melirik jam dinding di kamarnya. Lima belas menit lagi pukul tujuh, pantas saja Celia tampak marah-marah saat menggedor pintu kamar untuk membangunkannya. Dandanan Celia pun sudah rapi, tidak seperti dirinya yang masih acak-acakan karena mimpi sialannya tadi. "Kamu mencoba mengalihkan pembicaraan, Axel. Jawab Bibi!" Axel menghela napasnya panjang. "Terserah, kalau memang tidak penting, aku matikan teleponnya." Axel sudah bersiap memutus sambungan, saat mendengar bibinya mendesah dan ia menghentikan niatnya. "Nenek