"COBA lo tebak, gue jadi diterima kerja atau nggak?" Celia langsung menyapa begitu Axel membuka pintu apartemen. Senyumannya yang kelewat lebar sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan betapa bahagianya perempuan itu sekarang. Axel tak menjawab. Dia melewati Celia dan berjalan menuju kamarnya begitu saja. Respons menyebalkan dari Axel lantas membuat Celia mengejar langkahnya. "Xel!" panggilnya sambil berteriak kesal. "Nanti aja, Celia. Gue mau mandi dulu sekarang, cape, gerah." Axel menyahut tanpa menolehkan kepala. Sosoknya langsung menghilang di balik pintu kamar yang ditutup dengan keras. Celia yang melihatnya lantas mengernyitkan dahi. Daripada disebut lelah, Axel lebih cenderung terlihat kesal saat ini. Apakah ada masalah dengan pekerjaannya hari ini? Pertanyaan itu membuat Celi