22

1478 Kata

AXEL kembali ke apartemennya setelah ia membeli ponsel baru. Tentunya, ponsel lamanya sudah tidak bisa dipakai lagi setelah hancur lebur seperti itu. Pria itu mendesah kasar, dia membuka pintu apartemennya dan penampakan ruang tamu yang berantakan sukses membuat jantungnya berhenti berdetak. "Celia!" teriaknya memanggil penghuni lain di apartemennya ini, lalu membanting pintu apartemennya dengan keras. Kemudian, dia tersadar kalau di jam seperti ini Celia masih bekerja. Percuma saja Axel berteriak marah sampai mulutnya berbusa. Celia tidak akan mendengarnya. Axel menarik napas panjang, lalu mengembuskannya kembali dengan perlahan. Berulang kali dia melakukan hal yang sama untuk mengendalikan emosinya. Dia harus tenang, layaknya air mengalir di pegunungan. Dia tidak boleh emosi, karena m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN