12. Keanu terluka

1053 Kata
Jeane menatap sosok pria yang tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya. Wanita itu menatap waspada pada penampilan Ricky yang dianggap agak menyeramkan. Ekspresi wajah wanita itu segera berubah ketika menyadari jika pria bernama Keanu ini tidak datang seorang diri. "Kamu datang bawa anak buah kamu? Heh, sangat bagus masuk rumahku tanpa izin." Jeane mengalihkan tatapannya mencari keberadaan Mbak Ratih yang tidak juga muncul. Wanita itu tahu jika Mbak Ratih tidak akan mengizinkan sembarangan orang untuk masuk ke dalam rumahnya. "Di mana Mbak Ratih? Kenapa dia tidak ada di sini?" Tatapan Jeane langsung menajam pada Ricky dan juga Keanu. Jangan sampai mereka melakukan sesuatu yang tidak diinginkan pada Mbak Ratih. Mbak Ratih hanyalah wanita biasa yang pasti ketakutan jika bertemu dengan dua orang berpenampilan menyeramkan di hadapannya ini. Sementara Keanu yang merasakan sakit pada kepalanya tidak langsung menjawab. Pukulan yang dilakukan oleh Jeane benar-benar serius dan tidak main-main. Ricky sendiri juga tidak menyangka Jika bos mereka akan terluka oleh seorang wanita. Pria itu segera mendekati Keanu kemudian mengambil tisu yang berada di atas meja untuk menutupi darah yang mengucur keluar. Sementara pelaku yang berhasil membuat bos mereka terluka tidak menampilkan raut wajah takut atau panik sama sekali. "Apa yang Nona lakukan pada bos saya?" Ricky menatap tajam pada sosok Jeane. Benar-benar tidak terima bos mereka diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita. "Kamu tidak lihat? Aku memukulnya dengan vas bunga." Wanita itu juga melemparkan tatapannya pada vas bunga yang terjatuh di atas sofa. Dari jarak ini, Jeane dapat melihat jika vas bunganya retak di beberapa bagian. Kenapa tidak pecah sekaligus saja? Batin wanita itu mendengus tidak terima. Khawatir dengan kondisi Mbak Ratih yang belum juga muncul, Jeane segera berbalik pergi menuju ruang utama sambil memegang pinggangnya yang tiba-tiba merasa pegal karena terlalu lama duduk dan berdiri. Langkah kaki wanita itu membawa ke pintu depan dan membelalakkan matanya ketika melihat Mbak Ratih yang terduduk di sofa dengan tangan terikat serta mulut yang ditutupi dengan kain. "Apa yang sudah kamu lakukan?" Suara Jeane membentak marah menatap pada sosok pria yang duduk tak jauh dari Mbak Ratih. Jeane melepaskan kain tersebut dan melemparnya ke wajah pria itu. Tidak lupa wanita itu juga mengernyit keningnya jijik saat tahu kain yang digunakan untuk membekap mulut Mbak Ratih ternyata kaos kaki. "Laki-laki sialan kalian! Kenapa menyekap Mbak Ratih seperti ini?" Jeane melotot tajam pada Andre seraya membantu melepaskan ikatan di belakang punggung Mbak Ratih. Segera Jeane membantu Mbak Ratih untuk berdiri. Sungguh benar-benar manusia di hadapannya ini kehilangan akal sehat. "Saya hanya menjalankan perintah Bos." Andre mengernyit jijik dan melempar bekas kaos kakinya yang terdapat liur dari Mbak Ratih. "Aku bisa melaporkan kalian atas tuduhan perampokan di dalam rumahku." Jeane melemparkan tatapan tajamnya. "Sekarang kalian semua keluar dari rumahku! Aku tidak menerima tamu tidak sopan seperti kalian!" Suara langkah kaki dari dalam terdengar. Jeane segera menatap waspada dan hanya bisa melihat sosok Ricky yang baru saja keluar tanpa keberadaan Keanu di belakangnya. "Di mana bos kamu? Langsung bawa dia keluar dari rumahku sekarang juga!" perintah Jeane. "Tuan Keanu sudah berada di kamar Nona. Baru saja saya mengangkat tubuh Tuan saat dia jatuh tidak sadarkan diri." Jawaban santai yang terdengar dari mulut Ricky membuat Jeane kembali membelalakkan matanya. Wanita cantik itu segera menunduk dan mengambil vas bunga di atas meja. Melihat itu tentu saja Ricky langsung menghindar. Pria itu tentu saja tidak mau menjadi korban selanjutnya dari keganasan wanita hamil di hadapan mereka ini. Sementara Andre yang tidak tahu apa-apa mengerutkan keningnya. "Tuan Keanu kenapa? Kenapa dia tiba-tiba pingsan." "Seseorang memukul kepalanya dengan vas bunga." Ricky menjawab sambil menatap vas bunga yang berada tak jauh dari posisinya dan kini sudah dalam kondisi hancur. Kemudian, melirik pada sosok Jeane sebagai pertanda jika wanita itulah yang membuat kepala bos mereka terluka. Sedangkan Andre yang baru saja mengetahui fakta tersebut membelalakkan matanya terkejut. Sepertinya wanita hamil di hadapannya ini memang terlihat sangat ganas. Tidak segan untuk melukai orang lain bahkan Tuan mereka yang selalu waspada saja bisa terluka olehnya. "Angkat tubuh tuanmu itu dan bawa pergi dari rumahku sekarang juga!" "Maaf, Nona. Tuan terluka karena Nona dan sudah sewajarnya Tuan berada di sini untuk mendapatkan perawatan dari nona. Saya juga sudah menghubungi dokter dan meminta agar dokter datang untuk mengobati luka di kepala Tuan." Ricky menjawab dengan tenang sambil menatap pada Jeane dengan waspada. Takut jika bukan hanya vas bunga yang dilemparkan oleh wanita hamil itu ke arahnya tapi juga meja besar di hadapannya. Sedangkan untuk Jeane sendiri langsung membelalakkan matanya ketika mendengar jawaban santai terlontar dari mulut anak buah Keanu. "Apa kamu bilang?" Rasa-rasanya Jeane ingin segera mengeluarkan towa dan berteriak di hadapan mereka untuk segera pulang. Sedangkan Ricky sekarang hanya bisa mempertebal wajahnya dari rasa malu karena ulah tuannya yang tidak mau pergi. "Aku akan melaporkan kalian ke polisi karena sudah mengganggu privasiku." Jeane melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya. "Kalau Nona ingin melaporkan kami ke kantor polisi, kami juga bisa melaporkan Nona atas dugaan penganiayaan yang Nona lakukan terhadap Tuan kami. Tuan kami terluka dan dalam kondisi tidak berdaya. Akan sangat mudah untuk mendapatkan simpati publik mengingat kalau tuan kami adalah aktor yang pintar berakting," jelas Ricky, panjang lebar. Sekali lagi Ricky menekankan di dalam hatinya jika apa yang dilakukannya murni atas perintah dari bosnya. Jeane semakin membelalakkan matanya dan akan berteriak lagi ketika merasakan usapan di punggungnya membuat wanita itu seketika menoleh menatap Mbak Ratih. "Nona, tidak apa-apa biarkan saja mereka di sini. Saya takut kalau sampai nona kenapa-napa karena ulah mereka," ujar Mbak Ratih, dengan wajah pucat. Tidak bisa membayangkan jika Nona majikannya akan berada dalam penjara dalam kondisi perut buncit. Tidak tega melihat Mbak Ratih yang pasti akan kepikiran dan juga ketakutan akhirnya Jeane tidak lagi berkomentar dan justru duduk di sofa sambil melipat tangannya di d**a. Kali ini saja ia akan membiarkan Keanu beserta kedua anteknya berada dalam rumahnya. Lihat saja besok, dirinya memastikan jika ketiga orang ini tidak akan pernah bisa masuk ke dalam rumahnya. Tak lama kemudian terdengar suara deru mesin mobil. Segera, Ricky melangkah keluar dan menemukan seorang pria yang mengenakan snelli putih dengan tas di tangannya baru saja turun dari mobil. Beliau adalah dokter Egi, merupakan dokter pribadi Keanu ketika pria itu mengalami luka. Ricky segera membawa dokter Egi untuk masuk ke dalam kamar yang mereka tahu merupakan kamar milik Jeane. Sedangkan Jeane sendiri sebagai tuan rumah, tidak dianggap ada dan dilewati begitu saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN