11. Pembalasan Jeane

1025 Kata
Tepukan di pundaknya membuat Jeane mengerut keningnya. Wanita itu tahu jika tepukan ini bukan berasal dari Mbak Ratih karena Mbak Ratih tidak akan memiliki keberanian untuk menyentuh pundaknya tanpa seizin darinya. Perlahan tapi pasti, Jeane menoleh ke belakang dan menemukan sosok pria yang selalu ingin ia hindari berdiri dengan tenang menjulang tinggi di belakangnya. Tidak lupa dengan senyum miring yang ditampilkan membuat Jeane rasanya bergidik ngeri. "Siapa yang mengizinkan kamu untuk masuk ke dalam rumahku?" Jeane berdiri dari kursinya kemudian menatap waspada pada pria bernama Keanu Dunhart. Perutnya yang sudah mulai membuncit terlihat sangat jelas. Keanu sempat tertegun menatap perut buncit itu. "Bagaimana kabar calon anak kita? Apa dia menendang-nendang seperti kebanyakan ibu hamil?" Bukan menjawab pertanyaan Jeane, pria itu justru balik bertanya. Sungguh hal yang paling menyebalkan bagi Jeane. "Anak kita? Sadar diri, ini anakku dan bukan anak kita." Merinding sudah yang dirasakan oleh Jeane mendengar kata 'kita' terlontar dari bibir Keanu. "Kamu tidak lupa kalau bayi ini tidak akan ada di dalam perut kamu tanpa campur tangan dariku." Keanu menjawab sambil melangkah mendekati Jeane. Ekspresi wajahnya yang dingin membuat Jeane tidak memiliki rasa takut sama sekali, kecuali ketika pria ini berusaha untuk mendekatinya. "Mau apa?" Jeane tidak bisa mundur. Di belakangnya sudah ada meja, sementara Keanu terus bergerak. Ekspresi wajahnya tetap datar, tidak menunjukkan kegelisahan sama sekali. Ini rumahnya dan ia tidak takut sama sekali dengan tamu yang datang tidak diundang. Sementara Keanu sendiri menundukkan tubuhnya sedikit, meletakkan tangannya di kedua sisi tubuh Jeane, mengurung wanita itu sambil terus menatap wajahnya. Keanu menatap lekat wajah Jeane. Dari jarak sedekat ini Keanu dapat melihat betapa mulusnya pipi wanita di hadapannya ini. Mungkin perawatan maksimal, membuat pipi Jeane tidak ada bekas bopeng jerawat sama sekali. Tanpa sadar Keanu mengangkat tangannya dan menyentuh pipi Jeane, yang langsung ditepis oleh wanita itu. "Jangan sembarangan menyentuhku. Menyingkir." Jeane mendorong d**a Keanu agar menyingkir dari hadapannya. Namun, pria itu tidak bergerak seincipun dan justru semakin merapatkan tubuh mereka. Keanu marasakan tendangan di perutnya membuat pria itu menundukkan kepala hanya untuk melihat perut buncit Jeane yang sudah menempel dengan perutnya. Pria itu menatap takjub kemudian beralih menatap wajah Jeane yang terlihat meringis. Tangan Keanu tanpa sadar bergerak menyentuh permukaan perut Jeane yang terus bergelombang dan bergerak seiring dengan suara ringisan yang keluar dari mulut Jeane. Bayinya menendang di waktu yang tidak tepat. Seharusnya kalau mau menendang nanti nanti saja, jangan sekarang, ujar Jeane di dalam hatinya. Tendangan itu tiba-tiba berhenti ketika digantikan dengan elusan di perutnya. Keanu sendiri juga tampak tak terduga ketika menyentuh perut buncit Jeane. Di dalam perut wanita ini terdapat anaknya, darah dagingnya yang tentu saja akan lahir dalam waktu beberapa bulan lagi. Keanu tidak pernah menyangka jika hanya dalam satu kali bermain, wanita cantik di hadapannya itu bisa hamil anaknya. Mulai berpikir jika ini memang sudah takdir darinya. Bayangkan, sudah banyak wanita yang ditiduri oleh Keanu dan selalu aman, namun ketika ia meniduri Jeane, tidak hanya wanita itu masih virgin, tapi langsung hamil anaknya. Padahal mereka hanya satu kali bermain saja, pikir Keanu. Saat sedang melamun, Keanu tidak menyadari jika tubuhnya sudah terdorong ke belakang, membuat pria itu mendongak menatap wajah Jeane. Dirinya yang tidak siap tentu saja langsung mundur 3 langkah ke belakang. Beruntung ia bisa menjaga diri tepat waktu. Kalau tidak, Keanu akan kehilangan harga dirinya jatuh terduduk di lantai. "Keluar dari rumahku sekarang atau aku akan berteriak!" Jeane menatap tajam pada Keanu sambil menunjuk ke arah luar. Jeane juga dibuat bingung karena Mbak Ratih belum juga muncul. Bukannya langsung keluar, Keanu justru berbalik menuju ruang tengah dan duduk dengan santai. Hal ini tentu saja membuat Jeane memelototi pria itu dari ruang makan. "Aku bilang kamu keluar dari rumahku sekarang juga." Jeane mendekati Keanu kemudian berusaha untuk menarik pria itu dari sofanya. Sayang sekali, Keanu tidak bergerak dan justru menarik tubuh Jeane hingga membuat wanita itu yang tidak siap jatuh terduduk di atas pangkuan Keanu. "Manusia sialan." Jeane memaki Keanu. Ekspresi wajahnya yang kesal berusaha untuk menampar wajah pria itu, namun pergelangan tangannya langsung ditahan oleh Keanu. Tanpa menunggu aba-aba lagi, Keanu menarik tengkuk Jeane, kemudian mencium bibir wanita itu dengan gemas. Sementara tangannya berusaha untuk menahan tangan Jeane yang berusaha untuk memberontak. Keanu bahkan melingkarkan tangannya di punggung Jeane demi memperdalam ciuman mereka. Bibir wanita ini masih memiliki rasa s**u dan juga pisang. Jika di waktu yang normal tentu saja Keanu tentu saja merasa mual jika harus mencecap rasa s**u, namun karena ini ada di dalam mulut Jeane, tentu saja ia tidak merasakan mual sama sekali. Jeane sendiri juga tidak menyangka Jika ia akan mendapatkan serangan seperti ini dari pria yang dibenci olehnya ini. Ketika lidah Keanu bergerak untuk melilitkan lidahnya, di situlah Jeane mengambil kesempatan untuk menggigit lidah pria itu. Jeane terus menggigit lidah Keanu hingga membuat pria itu mencubit paha Jeane dengan sedikit kekuatan. Tautan bibir mereka terlepas dengan Jeane yang langsung bangkit berdiri sambil mengusap paha kirinya yang baru saja menjadi korban cubitan Keanu. Seumur hidupnya ini baru pertama kali ia mendapat cubitan dari seorang laki-laki. Terlebih lagi pria itu adalah Keanu, terutama pria itu berstatus sebagai orang yang dibenci olehnya. "s**t!" Keanu mencecap lidahnya yang baru saja menjadi korban gigitan ganas Jeane. Pria itu tidak berekspektasi saat lidahnya tiba-tiba saja digigit. Tatapan nyalang dilayangkan Jeane pada Keanu yang masih bergelut dengan rasa sakit di lidahnya. "Manusia b******k kamu! Apa maksud kamu mencium bibirku seperti tadi?" Jeane mengangkat vas bunga yang ada di atas meja kemudian melemparkannya ke arah kepala Keanu. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Jeane tidak pernah disangka oleh Keanu hingga membuat pria itu bergeming di tempat ketika vas itu melayang ke arah kepalanya dan berhasil mendarat dengan sempurna jatuh mengenai pundaknya. Keanu menyentuh kepalanya dan merasakan hangat noda merah keluar. Pria itu segera menatap tajam pada sosok Jeane yang tidak merasa bersalah sama sekali. "Laki-laki kurang ajar dan tidak punya sopan santun memang pantas mendapatkan itu." Kalimat bernada dingin terlontar begitu saja dari mulut Jeane, menatap penuh kebencian pada sosok Keanu. Jeane tidak merasa bersalah sama sekali berhasil melukai pria yang sudah mengambil kesuciannya dan menciumnya dengan paksa. "Tuan!" Ini adalah seruan dari Ricky yang tidak pernah menyangka jika Tuan mereka akan dilukai oleh seorang perempuan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN