Chapter 81 - Nafkah

531 Kata

Aku lalu kembali memejamkan mata dan mencoba untuk melupakan rasa sakit di bahu kiriku. Rasa sakit akibat tebasan keris si Teguh k*****t itu. "Mas?" sebuah suara lembut terdengar di telingaku. Aku tahu suara itu, suara istriku. Mendengar sedikit nada kuatir dalam suaranya, otak jahilku langsung bekerja. Aku sengaja pura-pura kembali tertidur dan seolah-olah tak mendengar panggilan Ira. "Mas Aan?" suara Si Kalem kembali terdengar, kali ini aku bisa merasakan napas hangat dan harum miliknya di telinga kananku. Aku tetap aja pura-pura terdiam dan tak bergerak. "Jangan pura-pura deh Mas. Tadi Mbake Perawat lho bilang kalau Mas Aan dah bangun!" sungut Ira sambil mencubit lengan kananku sekuat tenaga. Mungkin dia mulai lelah. "Adududududuh," aku menjerit kesakitan saat merasakan cubitan Ir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN