Chapter 72 - Absurdness

714 Kata

Saat aku berjalan menuju ke rumah, tiba-tiba aku kembali teringat ke kalung laknat yang semalam kulepas dan letakkan diteras depan. Dan ternyata benda itu masih ada disana. Seperti sebuah benda yang tak berguna dan diletakkan sekenanya. Aku meraih kalung itu dan menggenggamnya. Aku lalu berjalan ke dalam rumah dan menuju kamarku. Aku tak tahu apakah ini karena pengaruh kalung laknat di tanganku atau memang sebenarnya dari sononya aku memang jahat, tapi pikiran balas dendam kembali merasuk ke otakku. Kenangan indah setelah seharian ngegarap Annisa seperti tak berbekas dan tergantikan wajah si b*****h Teguh Suceleng sang Kepala Desa. Aku lalu masuk dan mengunci kamarku. Sama seperti keputusanku malam tadi. Satu-satunya cara untuk membalas dendam dan tidak akan memberikan efek hukum kep

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN