“Terus?” tanya Fa cepat. Gila apa, untuk sesaat tadi, dia sempat galau juga setelah mengetahui identitasnya ternyata adalah cucu seorang dukun santet. “Hahahahahaha,” Wulan tertawa kecil melihat reaksi ketiga gadis di depannya. “Kakek kalian… Dia itu mungkin lebih pantes disebut jawara dibandingkan orang pintar…” lanjutnya. “Jadi, memang banyak yang meminta tolong kepada dia, tapi bukan untuk menyembuhkan penyakit atau mengirim santet. Seringnya, soal urusan orang-orang bermasalah. Seperti warga mengamuk, melerai perkelahian, menangkap maling dan semacamnya.” “Oooooo,” ucap ketiga gadis SMA itu dengan hembusan napas panjang, sambil saling menatap satu sama lain dan tersenyum lega. “Terusin nggak ni?” goda Wulan. “Iya Tante.” “Kakek kalian punya istri, beliau adalah Nenek kalian…” la

