Chapter 17 - Komplit

557 Kata

"Komplit ya?" Sebuah suara mengagetkan kami dan membuat ketiga gadisku langsung menegakkan badan. Emang martabak? Pake komplit segala, sungutku dalam hati memaki karena sempat kaget juga. Tapi jelas nggak berani ngucap. Lha wong yang ngomong barusan Ibu. Ketiga gadisku lalu bergantian mencium tangan Ibuku. "Kapan pulang Bu? Kok nggak denger salam?" tanyaku. "Ya jelas nggak denger lah. Kalau lagi kek tadi kan dunia serasa milik kalian. Yang lain cuma numpang," canda Ibuku. Ketiga gadisku cuma tersenyum malu. "Putri, gimana Nak? Kamu nggak pa-pa kan?" tanya Ibu sambil duduk di kursi teras. Kami berempat masih lesehan di lantai teras belakang itu. "Nggak pa-pa Bu," jawab Putri pelan dan sok imut. Heleh. Depan camer aja sok imut. Coba kalau depan Wulan atau Yanti, macam macan mau b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN