Tapi, bukan berarti aku ingin melawan Ayah dan Mama. Tapi aku tak bisa mengatakan kalau alasanku berkelahi karena Adit menganggu Fa. Karena itu, aku tetap diam saja dan bersiap menerima amukan Ayah dan Mama. Toh nanti pasti akan selesai juga. Tapi, sebelum Mama semakin marah dan menyemburku dengan siraman rohaninya, sebuah suara terdengar di meja makan kami. Semua karena Fa, Ma. Bukan salah kak Za, kata Fafa tiba-tiba. Sontak, semua mata orang-orang dewasa di meja makan ini langsung mengalihkan pandangan mata mereka ke arah adikku. Coba ceritain ke Umi, kata Umi sambil melihat ke arah putri kandungnya. Itu Mi… Ada cowok Dia temen sekelas Fa… Dia sering gangguin anak-anak cewek di kelas Fa. Terus kata Fa dengan ragu-ragu. Dia melirik ke arahku tapi aku diam saja. Terus? tanya Umi. Teru

