Chapter 133 - Sabar

696 Kata

Za mulai merasa terganggu dengan kelakuan Sakti. Dia sudah mencoba untuk menolak secara halus semua ajakan dan permintaan cowok itu, tapi tetap saja dia tak punya malu dan selalu datang lagi keesokan harinya dengan permintaan dan ajakan yang sama. Kata mereka, kesabaran ada batasnya dan Za juga memiliki batasan itu. Sebagai anak sulung, Za merasa sekarang bukan waktunya bagi dia untuk berpacaran atau bahkan mulai memikirkan tentang lawan jenis. Dia hanya ingin bersekolah sungguh-sungguh dan menjadi kakak yang bisa dijadikan panutan oleh kedua adiknya. Karena itu, dia merasa harus mengambil tindakan untuk menghentikan gangguan orong-orong yang bernama Sakti. Kakak anak silat kan? tanya Za ke Sakti siang itu. Saat itu, Za sedang bersiap-siap untuk pulang sekolah dan merapikan alat tulisnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN