“Kalung itu, bisa menetralisir semua kesaktian yang aku miliki, Mbah,” kata Teguh, “bahkan saat pertempuran terakhir kami, Ki Wana Segawon meregang nyawa.” “Begitu ceritanya…” gumam Si Mbah. “Iya, Mbah,” jawab Teguh. “Jadi gini, Guh… Menurutmu, apakah Janaka dan Pandawanya, mereka benar-benar pernah ada?” tanya Si Mbah. Teguh sedikit kaget dengan pertanyaan gurunya tapi dia tak menjawab. “Janaka dan Pandawa, hanyalah tokoh fiktif dari kisah Mahabarata yang ditulis oleh seorang pujangga dari India ratusan tahun lalu.” “Kalaulah mereka semua hanyalah tokoh fiktif, lalu darimana bisa muncul potongan kulitnya yang dijadikan kalung?” “Lha terus, kalau begitu?” Teguh ingin menyanggah kata-kata gurunya tapi tak ada bantahan yang keluar dari bibirnya. “Bisa jadi itu hanyalah kulit kambing

