Chapter 89 - Ngelantur

607 Kata

Sebulan kemudian. Aku kembali menjalani rutinitasku seperti biasa, mengantar Nisa kuliah dan menjemputnya setiap hari, menjadi suami yang baik bagi Ira di tiap akhir pekan, mencoba menyenangkan Putri yang sampai sekarang masih juga merasa tak aman dengan restu yang sudah ada di tangan, dan tentunya, mencari sesuap nasi di bengkel kecilku yang makin hari makin banyak pelanggan. Membosankan? Tidak. Bahagia? Jelas. Aku nggak punya cita-cita yang terlalu muluk-muluk untuk kukejar. Aku juga tidak punya standar yang tinggi untuk sebuah konsep yang namanya 'kebahagiaan'. Hanya dengan menjalani hidup apa adanya seperti sekarang dan mensyukuri apa yang aku punya, semua itu lebih dari cukup untukku. Sepulang dari rumah sakit sebulan yang lalu, Ibu memanggilku dan kami berbicara empat mata.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN