Aneh gimana? tanya Fa ke arah adiknya. Maksudku Kita bertiga kan kakak beradik, tapi kok nggak ada mirip-miripnya, keluh Li. Za tertawa mendengar kata-kata adik bungsunya, Kek mana mau sama Li, Ibu kita kan beda. Aku terlahir dari rahim Mama, Fafa terlahir dari rahim Umi Nisa, kamu terlahir dari rahim Mami Putri. Maksud Li, kan seenggak-enggaknya, Ayah kita sama, jadi musti ada dong mirip-miripnya dikit, protes Li. Hahahahahahaha, Za dan Fa tertawa bersamaan. Udah nggak usah dibahas. Apaan sih Li. Lagian, Ayah aja pernah nyeletuk kok. Ayah lebih bahagia kalau kita mirip Ibu kita masing-masing, dan nggak pernah berdoa agar kita mirip Ayah, kalau mirip Ayah, bisa runyam nanti, jawab Za sambil menahan tawa. Ish, sungut Li sambil cemberut. Li lalu kembali menikmati makan siangnya. Merek

