Nisa memeluk erat tubuh laki-laki di depannya, seakan tak ingin kalau kekasihnya itu terlepas lagi. Nisa juga tersenyum tanpa henti, setelah waktu yang terasa sangat lama, kini dia bisa kembali merasakan terpaan angin lagi di atas motor buluk milik kekasihnya itu. Seperti dulu, jaman mereka masih memakai seragam putih abu-abu. Laki-laki memang berpikir sederhana. Mereka juga berbicara dalam gelombang yang sama antara satu dengan yang lainnya. Nisa meyakini itu sepenuhnya sekarang. Nisa sudah mempersiapkan seribu satu alasan, seribu satu pembenaran, seribu satu cerita, dan semuanya tentang kisah dirinya dan Rendra agar Aan-nya mau memberikan kesempatan kedua untuk dirinya, tapi itu semua sama sekali tak berarti. Aan bahkan tak memberikan Nisa kesempatan untuk memberikan penjelasan. Di

