Raya diam dan membalikkan badannya saat suara papa Mondy mengalun indah di gendang telinganya. Raya melirik ke arah Mondy yang kini menatapnya dengan kedipan matanya, membuat Raya tersenyum tipis tanpa di ketahui siapapun. Raya tahu, ini bukan waktunya untuk menyerah, karena sekali ia menyerah, maka tak ada kata untuk kembali berjuang, seperti nasi yang terlanjur basi untuk di makan. "Sebelumnya saya minta maaf om tante, saya terima jika om dan tante nggak nanya-nanya dulu tentang saya, nggak beri saya kesempatan buat kenal om tante lebih dari kata perkenalan, tapi saya juga cukup sadar dan cukup pintar untuk mengerti kata-kata om dan tante" kata Raya se-sopan mungkin, ia tak tahu gimana endingnya, tapi bukankah lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali?. "Dan saya juga perempuan o