Mondy melemaskan gerakannya, menjatuhkan tubuhnya, dan menyandarkan kepalanya pada bahu putih milik Raya.
Raya membuka matanya perlahan, mengambil nafasnya lega karena laki-laki itu tak berniat meneruskan niatnya.
Raya menatap kearah Mondy dengan air mata yang sudah mengalir, sebuah sapuan kasar dari lidah Mondy menghapus air matanya, di lihatnya Mondy yang tersenyum ke arahnya, membuat Raya mau tak mau ikut tersenyum di bawah tindihan Mondy.
"Aku pengen bicara banyak sama kamu, tapi aku harus selesaiin ini dulu" kata Mondy pelan seraya meringis dan memegangi miliknya yang terlihat tegang.
Mondy menuruni ranjang dengan terburu-buru hanya untuk berlari ke kamar mandi, di mana ia harus benar-benar bermain solo karena apa yang di bilang Raya memang benar adanya, di mana Raya benar-benar m
